Layanan Pendapatan Internal AS (IRS) telah mengeluarkan pedoman baru yang memungkinkan trust kripto dan produk yang diperdagangkan di bursa (ETP) untuk mendapatkan keuntungan dari staking aset digital tanpa kehilangan status pajak mereka sebagai trust investasi atau pemberi. Dokumen yang telah berlaku disebut Prosedur Pendapatan 2025-31.
Pada gilirannya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut keputusan tersebut sebagai "jalur yang jelas" bagi trust untuk berpartisipasi dalam staking tanpa melanggar persyaratan pajak.
Menurut dokumen tersebut, trust dapat berpartisipasi dalam staking aset digital, seperti Ethereum atau cryptocurrency lain yang beroperasi pada mekanisme Proof-of-Stake, tanpa risiko kehilangan status pajak mereka. Untuk tujuan ini, ada rezim safe harbor khusus yang menetapkan kondisi yang jelas untuk partisipasi.
Pengacara Consensys Bill Hughes menjelaskan bahwa untuk mematuhi rezim ini, trust harus:
Menurutnya, kebijakan baru ini akan membantu meningkatkan partisipasi dalam staking, meningkatkan likuiditas, dan mendesentralisasi jaringan, serta menetapkan staking sebagai "strategi penghasil imbal hasil yang sah dan konservatif" dalam produk keuangan AS.
Sebagai pengingat, aturan baru ini bertepatan dengan peluncuran ETF spot pertama dengan staking di Amerika Serikat. Secara khusus, pada 25 September 2025, REX Shares dan Osprey Funds meluncurkan REX-Osprey ETH Staking ETF (ESK) di bursa Cboe, ETF Ethereum spot pertama negara tersebut dengan staking, yang memungkinkan pemegang saham menerima sebagian dari imbalan untuk memblokir aset dengan trust.
Selain itu, Bitwise Asset Management mengumumkan bahwa pada 28 Oktober, mereka akan mulai memperdagangkan Solana Staking ETF (BSOL) mereka. Pada hari yang sama, dana Litecoin dan Hedera dari Canary Capital masuk ke pasar, dan Grayscale akan meluncurkan trust konversi berbasis Solana.


