Postingan MAS Singapura Mengungkapkan Pilot CBDC Tokenisasi 2026, Memperketat Aturan Stablecoin pertama kali muncul di Coinpedia Fintech News
Singapura meningkatkan permainannya dalam keuangan digital.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) telah mengumumkan pilot 2026 untuk tagihan pemerintah yang ditokenisasi yang akan diselesaikan menggunakan mata uang digital bank sentral (CBDC) grosir. Langkah ini mengikuti uji coba 2025 yang sukses dengan bank-bank seperti DBS, JPMorgan, dan Standard Chartered dan menandakan bahwa keuangan yang ditokenisasi bergerak ke penggunaan dunia nyata.
Direktur Pelaksana MAS Chia Der Jiun membuat pengumuman di Festival FinTech Singapura, mengatakan tokenisasi telah berkembang jauh melampaui laboratorium.
Pilot yang akan datang akan memungkinkan dealer utama menerbitkan dan menyelesaikan tagihan MAS melalui token berbasis blockchain yang didukung oleh CBDC dolar Singapura. MAS percaya tokenisasi dapat membuat keuangan lebih cepat dan lebih efisien – memungkinkan penyelesaian instan, lebih sedikit perantara, dan penggunaan jaminan yang lebih baik.
Tetapi Chia juga mengakui industri masih menghadapi hambatan sebelum aset yang ditokenisasi dapat diadopsi dalam skala besar.
Bersamaan dengan pilot, MAS mengkonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan regulasi stablecoin, dengan rancangan undang-undang dalam perjalanan. Aturan tersebut mencakup stablecoin mata uang tunggal yang dipatok pada dolar Singapura atau mata uang global utama seperti dolar AS dan euro.
"Di bawah rezim kami, kami telah memberikan pentingnya dukungan cadangan yang kuat dan keandalan penebusan," kata Chia. Kerangka kerja tersebut mengharuskan penerbit untuk menjaga cadangan penuh, memungkinkan penebusan cepat, dan mengikuti standar anti pencucian uang.
Tujuannya adalah untuk membuat stablecoin dapat diandalkan dan mencegah masalah yang terlihat dengan yang tidak diatur yang gagal mempertahankan patokannya, mirip dengan dana pasar uang selama krisis 2008.
Untuk mendorong inovasi dalam kondisi yang aman, MAS juga meluncurkan inisiatif BLOOM, yang akan mendukung uji coba yang melibatkan kewajiban bank yang ditokenisasi dan stablecoin yang diatur.
Dalam langkah besar lainnya, Singapura telah bermitra dengan bank sentral Jerman, Deutsche Bundesbank, untuk mengembangkan penyelesaian aset digital lintas batas.
Perjanjian, yang ditandatangani di Festival FinTech, dibangun di atas Project Guardian Singapura, yang sekarang mencakup lebih dari 40 lembaga keuangan. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan standar universal untuk pembayaran, sekuritas, dan aset yang ditokenisasi, membuat transaksi internasional lebih cepat dan lebih efisien.
Wakil Direktur Pelaksana MAS Leong Sing Chiong mengatakan kemitraan tersebut akan memperkuat konektivitas keuangan antara kedua negara.
Melalui langkah-langkah ini, Singapura dengan kuat memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam keuangan digital yang diatur.


