Inflasi Filipina kemungkinan melambat secara tahunan pada bulan Desember karena harga listrik yang lebih rendah mungkin mengimbangi harga bahan makanan yang lebih mahal selama musim liburan.
Dalam perkiraan sebulan ke depan, Bangko Sentral ng Pilipinas' (BSP) menyatakan inflasi utama kemungkinan berada dalam kisaran 1,2%-2,0% pada bulan Desember, melambat dari tingkat 2,9% yang tercatat setahun lalu.
"Tekanan kenaikan harga mungkin berasal dari peningkatan harga bahan makanan utama akibat efek berkelanjutan dari cuaca buruk dan permintaan liburan yang kuat, serta harga LPG (liquefied petroleum gas) dan bensin yang lebih tinggi," kata bank sentral dalam pernyataan pada hari Senin.
"Tekanan ini sebagian dapat diimbangi oleh harga listrik yang lebih rendah di area yang dilayani Meralco serta harga minyak tanah dan solar yang menurun," tambahnya.
Pada 2% atau ujung atas perkiraan, inflasi mungkin meningkat dari 1,5% pada bulan November dan akan menjadi tingkat tercepat dalam 10 bulan atau sejak tingkat 2,1% pada bulan Februari. Ini juga akan menandai pertama kalinya dalam 10 bulan inflasi kembali ke target bank sentral 2%-4%.
Pada ujung bawah perkiraan, inflasi akan mencapai laju paling lambat dalam lima bulan atau sejak 0,9% pada bulan Juli.
Badan Statistik Filipina dijadwalkan merilis data inflasi Desember pada 6 Januari. — Katherine K. Chan


