Suriah akan meluncurkan mata uang nasional baru mulai 1 Januari 2026, demikian diumumkan oleh gubernur bank sentral negara itu, Abdulkader Husarieh.
Reformasi moneter ini mencakup penghapusan dua nol dari pound Suriah dan memperbolehkan periode sirkulasi ganda selama 90 hari, demikian dilaporkan oleh Syrian Arab News Agency (Sana) yang dikelola negara, mengutip Husarieh.
"Langkah ini adalah awal dari fase ekonomi dan moneter baru bagi negara ini," katanya seperti dikutip.
Berdasarkan rencana tersebut, setiap 100 pound Suriah akan dikonversi menjadi satu unit pound Suriah baru. Semua saldo bank akan dikonversi ke mata uang baru pada awal tahun depan.
Pada saat yang sama, jumlah uang beredar secara keseluruhan akan dipertahankan tanpa penambahan atau pengurangan, kata gubernur tersebut.
Penukaran mata uang akan dilakukan tanpa biaya apa pun, tanpa komisi, biaya, atau pajak. Semua entitas publik dan swasta perlu menerapkan standar konversi resmi terhadap harga, gaji, dan kewajiban keuangan.
Buletin nilai tukar resmi akan diterbitkan dalam kedua mata uang untuk memastikan transparansi dan mencegah spekulasi, kata Husrieh.
Bank sentral memantau pasar dengan ketat untuk menstabilkan nilai tukar dan akan memasok pound Suriah jika permintaan meningkat terhadap mata uang asing.
"Kebijakan kami adalah disiplin finansial, tanpa ruang untuk inflasi," kata Husrieh.
Perusahaan internasional terkemuka sedang mencetak uang kertas baru untuk mencegah pemalsuan, katanya, tanpa menyebutkan nama.


