Pengungkapan: Pandangan dan pendapat yang diungkapkan di sini sepenuhnya milik penulis dan tidak mewakili pandangan dan pendapat dari redaksi crypto.news.
Dunia kripto Korea Selatan telah lama menonjol — ditandai oleh pedagang yang berani, siklus pasar yang cepat, dan "Kimchi premium" yang terkenal yang sering mendorong harga lokal jauh di atas rata-rata global. Ini bukan sekadar anomali harga; ini adalah refleksi dari sesuatu yang lebih dalam: selera ritel yang tak tertandingi untuk risiko dan inovasi.
Ringkasan
- Kekuatan ritel mendorong inovasi: Pasar kripto Korea berkembang dengan partisipasi ritel, dengan lebih dari sepertiga warga negara berdagang dan altcoin mendominasi volume — menciptakan lingkungan berisiko tinggi, likuiditas tinggi yang mendorong pertumbuhan DeFi.
- Regulasi membawa kedewasaan: Undang-Undang Dasar Aset Digital (DABA) baru menyatukan pengawasan, melegitimasi DeFi, dan mendorong partisipasi institusional melalui perizinan, inisiatif stablecoin, dan dukungan ventura.
- Korea sebagai landasan peluncuran DeFi: Dengan pedagang aktif, regulasi yang jelas, dan keterlibatan institusional yang bertemu, Korea Selatan siap memimpin fase berikutnya dari pengembangan DeFi global.
Pedagang ritel adalah jantung ekonomi kripto Korea
Pedagang ritel selalu menjadi jantung ekonomi kripto Korea. Hampir sepertiga populasi kini memiliki akun kripto, dan altcoin menyumbang lebih dari 80% dari total volume perdagangan di bursa domestik — tanda jelas bahwa pedagang Korea terus mengejar peluang baru. Pola pikir berisiko mereka sering menjadikan Korea sebagai barometer tren pasar, dari spekulasi pada microcap hingga eksperimen awal dengan produk onchain.
Meskipun intensitas ini dulu datang dengan mengorbankan stabilitas, hal ini juga mendorong inovasi dan likuiditas. Daripada memandang volatilitas sebagai kelemahan, saatnya melihatnya sebagai fitur — kondisi yang memungkinkan DeFi berkembang. Frekuensi perdagangan tinggi membuat DEX tetap likuid tanpa hanya mengandalkan modal institusional, dan budaya keterlibatan aktif Korea menjadikannya lahan subur untuk yield farming, staking, dan derivatif onchain. Pedagang yang dulu bermain arbitrase antara pasar lokal dan global kini semakin nyaman terlibat langsung secara onchain.
Antusiasme saja tidak cukup
Tetapi era baru ini datang dengan pengakuan bahwa antusiasme saja tidak cukup. Energi yang sama yang mendorong pertumbuhan pesat juga menyebabkan likuiditas terfragmentasi, skema pump-and-dump, dan krisis bursa sesekali. Regulator Korea mencatat hal ini. Komisi Jasa Keuangan baru-baru ini membekukan peluncuran produk pinjaman kripto baru sampai kerangka terpadu dibentuk — menandakan pergeseran dari tindakan reaktif ke pengawasan proaktif.
Masuknya Undang-Undang Dasar Aset Digital (DABA), kerangka regulasi paling komprehensif Korea hingga saat ini. Ini memperkenalkan standar perizinan, pengungkapan, dan manajemen risiko di bawah satu payung, bertujuan untuk mengubah pasar yang dulu terfragmentasi menjadi ekosistem yang transparan dan patuh. Yang penting, DABA tidak memperlakukan DeFi sebagai eksperimen di luar hukum tetapi sebagai bagian sah dari sistem keuangan — inklusi yang dapat mengubah lanskap onchain negara secara keseluruhan.
Dampaknya sudah terlihat. Delapan bank terkemuka Korea kini berkolaborasi pada stablecoin yang dipatok ke KRW, menandakan bahwa institusi sedang bersiap untuk memindahkan likuiditas ke onchain. Stablecoin menjadi tulang punggung penyelesaian kelas institusional — jembatan antara keuangan tradisional dan sistem asli DeFi. Pada saat yang sama, pemerintah telah mencabut larangan tujuh tahun bagi perusahaan kripto yang mencari sertifikasi ventura, membuka akses ke insentif pajak dan pendanaan startup. Bahkan masuknya kembali Binance ke pasar Korea melalui akuisisi Gopax menandai kepercayaan yang diperbarui terhadap arah regulasi negara.
Beberapa berpendapat bahwa aturan yang lebih ketat mungkin menghambat eksperimen. Namun, sejarah menunjukkan bahwa batasan yang terdefinisi dengan baik sering menciptakan pembangun yang lebih baik. Dalam DeFi, di mana kebebasan tanpa batas pernah mengundang kekacauan, kerangka kerja yang jelas justru dapat menarik proyek berkualitas dan modal jangka panjang. Alih-alih meredam inovasi Korea, DABA sedang menyiapkan panggung untuk evolusinya dari spekulasi yang didorong ritel menjadi pertumbuhan berkelanjutan yang didukung institusi.
Saat pasar global terus matang, sedikit yurisdiksi yang menggabungkan partisipasi ritel, kejelasan regulasi, dan kesiapan institusional seperti Korea Selatan. Pedagangnya membawa energi, regulatornya membawa ketertiban, dan institusinya membawa skala. Konvergensi unik ini bisa menjadikan Korea bukan hanya peserta dalam bab berikutnya DeFi tetapi pasar yang mendefinisikannya.
Gelombang DeFi berikutnya tidak hanya akan melewati Korea. Ini akan dimulai di sana.
Sumber: https://crypto.news/korea-is-about-to-define-defis-next-wave-opinion/


