SBI Holdings Memimpin Putaran Pendanaan untuk Bursa Aset Tokenisasi DigiFT

Bursa aset dunia nyata yang ditokenisasi DigiFT telah mengumpulkan total pendanaan sebesar $25 juta setelah penutupan putaran strategis yang dipimpin oleh SBI Holdings, grup keuangan terbesar Jepang, seiring dengan terus berkembangnya minat institusional terhadap aset tradisional berbasis blockchain.

DigiFT beroperasi sebagai bursa berlisensi yang dirancang khusus untuk aset tokenisasi kelas institusional.

Platform berbasis Singapura ini mendapatkan partisipasi dari Mirana Ventures, Arbitrum Foundation, Yunqi Partners, dan Polygon Labs, bersama dengan para pendiri dan eksekutif dari perusahaan teknologi dan keuangan besar, menurut pernyataan minggu lalu.

Henry Zhang, pendiri dan CEO DigiFT, mengindikasikan bahwa pendanaan tersebut akan mendukung diversifikasi produk di berbagai ekuitas, pendapatan tetap, dan investasi alternatif, sambil mengembangkan aplikasi on-chain baru untuk aset yang ditokenisasi. Platform ini bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas dan efisiensi modal melalui infrastruktur kontrak pintar.

SBI Holdings, yang mengelola operasi yang mencakup sekuritas, perbankan, dan infrastruktur kripto, memposisikan investasi ini sebagai dukungan terhadap konvergensi keuangan tradisional dan ekosistem Web3. Konglomerat Jepang ini sebelumnya telah mendukung perusahaan blockchain termasuk Ripple dan R3.

DigiFT memegang lisensi regulasi dari Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong dan Otoritas Moneter Singapura. Platform ini saat ini menampung manajer aset termasuk Invesco, UBS Asset Management, CMB International Asset Management, dan Wellington Management, menawarkan versi tokenisasi dari dana pasar uang, reksa dana, US Treasuries, dan strategi kredit swasta.

Platform ini baru-baru ini meluncurkan token Peakwater Volatility Alpha Fund, yang digambarkan sebagai strategi volatilitas institusional pertama yang tersedia secara on-chain.