Presiden Trump melihat pada November 2017 saat pengumumannya tentang Jerome Pwowell sebagai Ketua Federal Reserve. Tahun ini, dia telah menekan Powell untuk memotong suku bunga, merendahkannya dan mengancam untuk memecatnya. (Foto oleh Drew Angerer)
Getty Images
Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberi sinyal pada hari Jumat bahwa pemotongan suku bunga pertama tahun 2025 bisa datang bulan depan, tertekan karena Fed dihadapkan pada pasar kerja yang melemah dan inflasi yang meningkat terkait dengan perang dagang Presiden Trump dengan dunia.
Saya akan menyerahkan pasar kerja kepada yang lain. Dalam data perdagangan barang, saya melihat tanda-tanda peringatan yang mungkin membuat ketua Fed yang umumnya berhati-hati dan anggota voting Federal Reserve lainnya berhenti sejenak.
Dalam waktu hanya tiga bulan, tarif sebagai persentase dari total impor meningkat empat kali lipat, melampaui 10% untuk pertama kalinya dalam dua dekade, menurut data pemerintah yang tersedia yang saya analisis, dan tentu saja lebih lama dari beberapa dekade.
Karena tingkat tarif telah sebagian besar stabil selama beberapa dekade, setelah beberapa dekade penurunan bertahap, tingkat kenaikan itu – peningkatan empat kali lipat – hampir pasti belum pernah terjadi sebelumnya sejak Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley 1930 yang sering dikutip sebagai faktor yang berkontribusi pada Depresi Besar.
Dalam tiga bulan yang sama – April, Mei, dan Juni – persentase total impor yang masuk ke Amerika Serikat bebas tarif turun di bawah 65% untuk pertama dan kedua kalinya dalam hampir 20 tahun, 234 bulan.
Perdagangan AS dengan dunia turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juni, yang merupakan data terbaru dari Biro Sensus.
Fed akan membuat keputusan September tanpa data yang mencerminkan dampak tarif pada sebagian besar mitra dagang utama dunia. Tingkat tarif pada tiga importir terbesar AS, Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, masing-masing, masih belum terselesaikan. Garis besar kesepakatan yang diumumkan dengan Uni Eropa terjadi pada akhir Juli. Trump telah mengumumkan tarif pada berbagai kategori impor yang juga tidak akan tercermin dalam data, termasuk semikonduktor dan farmasi.
Defisit perdagangan AS mencapai rekor $692,15 miliar hingga Juni, lonjakan 27,88% jika dibandingkan dengan enam bulan pertama tahun lalu. Meskipun itu mungkin bukan menjadi perhatian utama bagi Federal Reserve, dan tentu saja bukan bagi kebanyakan ekonom, Trump mungkin bereaksi agresif dalam beberapa minggu mendatang, mengingat upayanya untuk sangat mengurangi defisit perdagangan sebenarnya telah berbalik arah.
Angka yang mengkhawatirkan lainnya adalah bahwa nilai ekspor AS pada awal tahun ini turun di bawah 37% dari total perdagangan. Meskipun persentase itu sekarang sedikit di atas 37%, itu adalah dan masih merupakan kabar buruk khususnya bagi ekspor AS dan produsen serta manufaktur mereka. Terakhir kali tahun berakhir di bawah 37% adalah 2006. Meskipun secara statistik mirip dengan defisit perdagangan, ini sebenarnya lebih bermakna.
Ada juga beberapa kartu liar yang sedang dimainkan, yang pertama hampir pasti akan masuk ke dalam perhitungan Fed dan yang kedua mungkin meskipun seharusnya tidak.
Pertama, Trump telah mengandalkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Internasional untuk sebagian besar perang dagangnya, menyatakan defisit perdagangan AS sebagai keadaan darurat nasional. Pada Mei, Pengadilan Perdagangan Internasional AS memutuskan bahwa tarif tersebut ilegal. Meskipun kasus itu sedang dalam banding, tarif tersebut tetap berlaku. Kasus ini hampir pasti akan sampai ke Mahkamah Agung. Berapa lama masalah ini tetap tidak terselesaikan?
Yang mengarah ke kartu liar kedua. Pemilihan Kongres paruh waktu akan menentukan apakah Trump melanjutkan dengan mayoritas di Dewan Perwakilan. Inflasi yang mengkhawatirkan terkait dengan tarif yang merupakan tindakan presiden Republik, jika terwujud, tentu akan membuat mempertahankan mayoritas tipis menjadi lebih sulit.
Pada September, Federal Reserve sekali lagi akan memutuskan apakah akan menurunkan suku bunga. Aman untuk berasumsi bahwa Fed akan memiliki banyak data tentang pasar kerja dan inflasi, terutama tentang dampak tarif, meskipun tidak lengkap.
Sumber: https://www.forbes.com/sites/kenroberts/2025/08/24/warning-signs-abound-in-trade-data-as-fed-hints-at-lowering-interest-rates/
